17 Mei 2025

AINUN FISABILILLAH, PEMUDA DESA SAYUTAN YANG UBAH LIMBAH PEPAYA JADI PUPUK KOMPOS BERNILAI

Sayutan, 2025 – Limbah pepaya yang dulunya hanya dianggap sampah kini berubah menjadi sumber pupuk organik bernilai tinggi berkat tangan kreatif seorang pemuda asal Desa Sayutan, bernama Ainun Fisabilillah. Dengan semangat peduli lingkungan dan jiwa inovatif, Ainun menginisiasi pembuatan pupuk kompos dari limbah pepaya yang banyak terbuang di desanya.

   Desa Sayutan dikenal sebagai salah satu penghasil pepaya di wilayahnya. Namun, setiap musim panen, tak sedikit buah pepaya yang busuk dan dibuang begitu saja karena tidak laku dijual. Kondisi ini memunculkan masalah lingkungan dan bau tidak sedap di sekitar lahan pertanian. Ainun, yang tergabung dalam kelompok pemuda desa, melihat potensi besar dari limbah tersebut.

     “Pepaya yang sudah busuk itu sebenarnya sangat kaya kandungan organik. Sayang kalau hanya dibuang. Saya coba olah menjadi kompos, dan ternyata berhasil,” ujar Ainun.

        Ainun mengembangkan metode sederhana dengan mencacah pepaya busuk dan mencampurnya dengan bahan-bahan seperti daun kering, molase dan starter mikroorganisme (EM4). Setelah difermentasi selama kurang lebih tiga minggu, campuran tersebut berubah menjadi kompos berkualitas yang dapat digunakan untuk menyuburkan berbagai jenis tanaman.

     Hasil pupuk kompos buatan Ainun kini tidak hanya digunakan oleh keluarganya sendiri, tetapi juga dimanfaatkan oleh para petani sekitar. Mereka mengaku tanaman menjadi lebih subur dan tanah lebih gembur sejak menggunakan kompos pepaya tersebut.

      “Awalnya coba-coba, tapi setelah lihat hasilnya bagus, kami terus pakai. Bahkan jadi lebih hemat karena tidak beli pupuk kimia lagi,” ujar Pak Sunar, petani lokal yang telah menggunakan kompos buatan Ainun.

       Ainun juga mulai melatih beberapa pemuda lainnya untuk ikut mengolah limbah pepaya menjadi kompos. Tujuannya tidak hanya untuk menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru berbasis pertanian berkelanjutan.

            Kisah Ainun menjadi bukti bahwa inovasi besar bisa lahir dari hal-hal sederhana di desa. Dengan kepedulian dan tindakan nyata, pemuda seperti Ainun telah menjadi pelopor perubahan di lingkungannya—menjadikan sampah sebagai sumber manfaat, dan desa sebagai pusat inspirasi.

SUPENO (KAUR KEUANGAN)    ADITYABURHANNUDIN MACHFUD, S.PD (KAUR PERENCANAAN)    LAMINI (KAUR TU & UMUM)    SURAJI (KASI PELAYANAN)    BONO (KASI PEMERINTAHAN)    DAMTO (KASI KESEJAHTERAAN)    AGUNG ARIWIBOWO,S.PD (SEKRETARIS DESA)    SAMBUDI (KAMITUWO JERUK)    JUMALI (KAMITUWO DUKUH)    SUSILO (KAMITUWO JATI)